Masyarakat sering mencampuradukkan istilah pilek (selesma) dan flu. Keduanya adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang sama-sama disebabkan oleh virus. Namun, jenis virus yang menjadi penyebabnya berbeda. Ada lebih dari 200 jenis virus penyebab pilek dan hanya ada beberapa jenis virus penyebab influensa. Itulahmengapa tersedia vaksin untuk flu, namun tidak ada vaksin untuk pilek. Mustahil untuk menyediakan vaksinasi bagi 200 lebih jenis virus penyebab pilek.
Pilek dan influenza tergolong infeksi saluran pernapasan atas tapi berbeda dalam manifestasi klinisnya. Virus pilek biasanya menginfeksi dan berkembang dalam orofaring dan nasofaring, sedangkan influenza menginfeksi beberapa bagian anatomis, termasuk rongga hidung, pangkal tenggorokan, tenggorokan, bronkus dan paru-paru
Gejala keduanya memang serupa, tetapi tidak sama. Gejala pilek umumnya lebih ringan dibandingkan gejala flu dan berkembang secara perlahan, antara lain demam sampai 39°C, hidung meler atau tersumbat (sering dengan ingus berwarna kuning kehijauan), sakit tenggorokan, batuk, bersin, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala dan mata berair.
Gejala flu biasanya muncul tiba-tiba dan lebih serius, mencakup demam sampai 39°C, hidung tersumbat, mual, menggigil dan berkeringat, kelelahan, nyeri otot (terutama di lengan, punggung dan kaki), batuk kering yang sering dan intens, sakit kepala dan kehilangan nafsu makan.
Pilek, meskipun terkadang menimbulkan komplikasi serius, pilek tidak terlalu membahayakan dibandingkan dengan influenza. Flu dimulai dengan gejala yang sama seperti pilek biasa, tapi flu jauh lebih parah, perkembangan awalnya lebih mendadak. Gejala terbaik untuk mengenali influenza adalah batuk dan demam. Kombinasi gejala ini terbukti memiliki nilai prediktif positif 80 persen dalam membedakan flu dari penderita yang mengalami gejala mirip flu.
Seperti halnya pilek biasa, flu ditularkan melalui virus, khususnya virus influenza, yang menyerang sekitar sepuluh persen orang selama musim hujan biasa.27 Virus influenza jauh lebih agresif dan merusak daripada pilek biasa dan memerlukan reaksi yang lebih kuat dari sistem kekebalan, sehingga melemahkan tubuh.
Karena gejala-gejala pilek dan flu sangat mirip, seringkali sulit untuk membedakan keduanya hanya berdasarkan gejala saja. Tes khusus biasanya harus dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang terkena flu, terutama untuk jenis-jenis flu tertentu yang berbahaya seperti flu burung (H5N1) dan babi (H1N1).
Obat pilek dan flu
Tidak ada obat untuk pilek. Anda hanya dapat membiarkan sistem imun tubuh Anda bertempur melawan virus penyebabnya. Banyak pasien pilek mengunjungi dokter karena berharap untuk mendapatkan antibiotik. Itu adalah pemahaman yang keliru karena antibiotik tidak bermanfaat untuk infeksi virus. Berbagai iklan TV mungkin mengklaim bahwa obat mereka dapat menyembuhkan pilek dan flu. Itu adalah klaim yang berlebihan. Obat-obatan itu hanyalah meringankan gejala, tidak menyembuhkannya. Mereka tidak bisa membuat Anda lebih cepat sembuh. Oleh karena itu, Anda tidak perlu mengambil obat pilek dan flu hanya karena Anda merasakan gejalanya. Semua obat memiliki efek samping. Jika gejala Anda tidak terlalu mengganggu, Anda tidak perlu mengambil obat.
Untuk flu berat, Anda mungkin perlu mengambil obat untuk mengelola gejalanya sampai Anda merasa lebih baik. Dalam kasus yang parah, dokter mungkin meresepkan obat antivirus. Obat antivirus tersebut dapat mempersingkat jangka waktu sakit Anda. Obat-obatan itu dapat berbentuk pil, sirup atau inhaler.
Flu dapat mengakibatkan komplikasi infeksi bakteri seperti sinusitis, bronkitis, pneumonia, dan komplikasi lainnya yang memiliki gejala serupa. Perbedaannya hanyalah gejalanya lebih parah atau lebih lama. Dalam hal ini, pemberian antibiotik mungkin diperlukan.
Obatan-obatan berikut secara sendiri-sendiri dan kombinasi dapat digunakan untuk meringankan gejala pilek dan flu:
- Antihistamin: mengeringkan membran sehingga mengurangi hidung meler dan bersin. Antihistamin juga berguna untuk pilek yang disebabkan alergi. Efek samping obat ini adalah mengantuk dan lebih mudah iritasi (pada bayi muda).
- Dekongestan: mengecilkan membran hidung yang membengkak dan menurunkan produksi lendir. Dekongestan paling bermanfaat untuk hidung tersumbat. Efek samping dekongestan adalah meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Dekongestan oral dapat membuat anak gelisah dan sulit tidur di malam hari.
- Ekspektoran: meredakan batuk yang intens. Ekspektoran dapat mengiritasi lambung dalam dosis besar, namun biasanya ditoleransi dengan baik.
- Penekan batuk: menenangkan batuk yang menjengkelkan. Obat ini terutama penting pada anak dengan batuk berulang, yang tidurnya terganggu oleh batuk atau yang muntah oleh batuk. Penekan batuk jenis narkotika dapat menyebabkan sembelit atau mual dan mengantuk.
- Penghilang nyeri dan demam: meredakan rasa sakit di hidung dan tenggorokan serta menurunkan demam. Jika Anda mengambil obat penurun panas, perhatikan apakah pada obat flu dan pilek Anda sudah terdapat obat demam. Waspadalah agar tidak overdosis.